Sabtu, 08 September 2012

SURVEY DAN PEMETAAN


Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik - titik yang diukur di atas permukaan  bumi maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan istilah pengukuran kerangka dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan mendatar diperlukan data sudut mendatar yang diukur pada skafa lingkaran yang letaknya mendatar. Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah :
  1. Metode Poligon
  2. Metode Triangulasi
  3. Metode Trilaterasi
  4. Metode kuadrilateral
  5. Metode Pengikatan ke muka
  6. Metode Pengikatan ke belakang cara Collins dan Cassini
Metode Pengukuran Poligon
Poligon digunakan apabila titik - titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik - titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan.  penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan,
Koordinat Awal
Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu, haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau titik - titik tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila dipakai system koordinat lokal pilih salah satu titik, BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik - titik lainya.
Koordinat Akhir
Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat Geometri hitungan koordinat dan tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat awal
Azimuth Awal
Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari system koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
  • Hasil hitungan dari koordinat titik - titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai tititk acuan system koordinatnya.
  • Hasil pengamatan astronomis (matahari).
Pada salah satu titik poligon sehingga didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar (azimuth matahari).
Data Ukuran Sudut dan Jarak
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di lapangan.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/1c/Pemetaan12.jpg

Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur) sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan.
Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :
Poligon berdasarkan visualnya :
  • poligon tertutup
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/4/41/Poligon1.jpg

  • poligon terbuka
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/2/2a/Poligon2.jpg

  • poligon bercabang
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/f8/Poligon3.jpg

Poligon berdasarkan geometriknya :
  • poligon terikat sempurna
  • poligon terikat sebagian
  • poligon tidak terikat
Untuk mendapatkan nilai sudut - sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak jarak mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur di lapangan menggunakan alat pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.
Poligon digunakan apabila titik - titik yang akan dicari koordinatnya terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak (poligon). Metode poligon merupakan bentuk yang paling baik di lakukan pada bangunan karena memperhitungkaan bentuk kelengkungan bumi yang pada prinsipnya cukup di tinjau dari bentuk fisik di lapangan dan geometriknya. Cara pengukuran polygon merupakan cara yang umum dilakukan untuk pengadaan kerangka dasar pemetaan pada daerah yang tidak terlalu luas sekitar (20 km x 20 km).
Berbagai bentuk poligon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk medan pemetaan dan keberadaan titik – titik rujukan maupun pemeriksa. Tingkat ketelitian sistem koordinat yang diinginkan dan kedaan medan lapangan pengukuran merupakan faktor - faktor yang menentukan dalam menyusun ketentuan poligon kerangka dasar.Tingkat ketelitian umum dikaitkan dengan jenis dan atau tahapan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem koordinat dikaitkan dengan keperluan pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran menentukan bentuk konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga berkaitan dengan jarak selang penempatan titik.
Metode Pengukuran Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah sudut dalam tiap - tiap segitiga. Metode Triangulasi. Pengadaan kerangka dasar horizontal di Indonesia dimulai di pulau Jawa oleh Belanda pada tahun 1862. Titik-titik kerangka dasar horizontal buatan Belanda ini dikenal sebagai titik triangulasi, karena pengukurannya menggunakan cara triangulasi. Hingga tahun 1936, pengadaan titik triangulasi oleh Belanda ini telah mencakup pulau Jawa dengan datum Gunung Genuk, pantai Barat Sumatra dengan datum Padang, Sumatra Selatan dengan datum Gunung Dempo, pantai Timur Sumatra dengan datum Serati, kepulauan Sunda Kecil, Bali dan Lombik dengan datum Gunung Genuk, pulau Bangka dengan datum Gunung Limpuh, Sulawesi dengan datum Moncong Lowe, kepulauan Riau dan Lingga dengan datumGunung Limpuh dan  kalimantan Tenggara dengan datum Gunung Segara. Posisi horizontal (X, Y) titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi Mercator, sedangkan posisi horizontal peta topografi yang dibuat dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi Polyeder. Titik triangulasi buatan Belanda tersebut dibuat berjenjang turun berulang, dari cakupan luas paling teliti dengan jarak antar titik 20 - 40 km hingga paling kasar pada cakupan 1 - 3 km.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/0b/Tabel_pemetaan1.jpg
Selain posisi horizontal (X Y) dalam sistem proyeksi Mercator, titik-titik triangulasi ini juga dilengkapi dengan informasi posisinya dalam sistem geografis (j,I) dan ketinggiannya terhadap muka air laut rata-rata yang ditentukan dengan cara trigonometris.
Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  • Primer
  • Sekunder
  • Tersier
Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik dasar triangulasi, yaitu :
  • Rangkaian segitiga yang  sederhana cocok untuk pekerjaan - pekerjaan dengan orde rendah untuk ini dapat sedapat mungkin diusahakan sisi - sisi segitiga sama panjang.
  • Kuadrilateral merupakan bentuk  yang terbaik untuk ketelitian tinggi, karena lebih banyak syarat yang dapat dibuat. Kuadrilateral tidak boleh panjang dan sempit.
  • Titik pusat terletak antara 2 titik yang terjauh dan sering di perlukan.
Metode Pengukuran Trilaterasi
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak - jaraknya di ukur di lapangan.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/76/Pemetaan13.jpg
Pada jaring segitiga akan selalu diperoleh  suatu titik sentral atau titik pusat. Pada titik pusat tersebut terdapat beberapa buah sudut yang jumlahnya sama dengan 360 derajat.
Metode Pengukuran Pengikatan ke Muka
Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur, benang, unting - unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperofeh dari tapangan.
Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metoda ini adalah bentuk segi tiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitinya.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/64/Pengukuran1.jpg

Metode Pengukuran Collins dan Cassini
Metode pengukuran Collins dan Cassini merupakan salah satu metode dalam pengukuran kerangka dasar horizontal untuk menentukan koordinat titik - titik yang diukur dengan cara mengikat ke belakang pada titik tertentu dan yang diukur adalah sudut - sudut yang berada di titik yang akan ditentukan koordinatnya. Pada era mengikat ke belakang ada dua metode hitungan yaitu dengan cara Collins dan  Cassini.
Adapun perbedaan pada kedua metode di atas terletak pada cara perhitungannya, cara Collins menggunakan era perhitungan logaritma. Adapun pada metode Cassini menggunakan mesin hitung. Sebelum alat hitung berkembang dengan balk, seperti masa kini maka perhitungan umumnya dilakukan dengan bantuan daftar logaritma. Adapun metode Cassini menggunakan alat hitung karena teori ini muncul pada saat adanya alat hitung yang sudah mulai berkembang. Pengikatan kebelakang metode Collins merupakan model perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui suatu letak titik koordinat, yang diukur melalui titik-titik koordinat lain yang sudah diketahui.
Pada  pengukuran pengikatan ke belakang metode Collins, alat theodolite ditegakkan di atas titik yang ingin atau belum diketahui koordinatnya. Misalkan titik itu diberi nama titik P. titik P ini akan diukur melalui titik-titik lain yang koordinatnya sudah diketahui terlebih  dahulu. Misalkan titik lainnya itu titik A, B, dan titik C. Pertama titik P diikatkan pada dua buah titik lain yang telah diketahui koordinatnya, yaitu diikat pada titik A dan titik B. Ketiga titik tersebut dihubungkan oleh suatu lingkaran dengan jari - jari tertentu, sehingga titik C berada di luar lingkaran.
Kemudian tariklah titik P terhadap titik C. Dari hasil penarikan garis P terhadap G akan memotong tali busur lingkaran, dan potongannya akan berupa titik hasil dari pertemuan persilangan garis dan tali busur. Titik itu diberi nama titik H, dimana titik H ini merupakan titik penolong Collins. Sehingga dari informasi koordinat titik A, B, dan G serta sudut-sudut yang dibentuknya, maka koordinat titik P akan dapat diketahui.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/5f/Pemetaan15.jpg
  1. titik A, B ,dan C merupakan titik koordinat yang sudah diketahui.
  2. titik P adalah titik yang akan dicari koordinatnya.
  3. titik H adalah titik penolong collins yang dibentuk oleh garis P terhadap C dengan lingkaran yang dibentuk oleh titik-titik A, B, dan P.
Sedangkan Metode Cassini adalah cara pengikatan kebelakang yang menggunakan mesin hitung atau kalkulator. Pada cara ini theodolit diletakkan diatas titik yang belum diketahui koordinatnya.
Pada cara perhitungan Cassini memerlukan dua tempat kedudukan untuk menentukan suatu titik yaitu titik P. Lalu titik P diikat pada titik - titik A, B dan C. Kemudian Cassini membuat garis yang melalui titik A dan tegak lurus terhadap garis AB serta memotong tempat kedudukan yang melalui A dan B, titik tersebut diberi nama titik R. Sama halnya Cassini pula membuat garis lurus yang melalui titik C dan tegak lurus terhadap garis BC serta memotong tempat kedudukan yang melalui B dan C,  titik tersebut diberi nama titik S.
Sekarang hubungkan R dengan P dan S dengan P. Karena 4 BAR = 900, maka garis BR merupakan garis tengah lingkaran, sehingga 4 BPR = 900. Karena ABCS= 900 maka garis BS merupakan garis tengah lingkaran, sehinggga aBPR = 900. Maka titik R, P dan S terletak di satu garus lurus. Titik R dan S merupakan titik penolong Cassini. Untuk mencari koordinat titik P, lebih dahulu dicari koordinat - koordinat titik - titik penolong R dan S, supaya dapat dihitung sudut jurusan garis RS, karena PB 1 RS, maka didapatlah sudut jurusan PB, dan kemudian sudut jurusan BP untuk dapat menghitung koordinat-koordinat titik P sendiri dari koordinat - koordinat titik B.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/f4/Pemetaan16.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/fc/Rumus_casini.jpg

Metode Cassini dapat digunakan untuk metode penentuan posisi titik menggunakan dua buah sextant. Tujuannya untuk menetapkan suatu penentuan posisi titik perum menggunakan dua buah sextant, termasuk. membahas tentang ketentuan - ketentuan dan tahapan pelaksanaan pengukuran penentuan posisi titik perum.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/b4/Alat_ukur_sextant.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/f4/Pemetaan17.jpg
Metode penentuan ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengukuran penentuan posisi titik - titik pengukuran di perairan pantai, sungai, danau dan muara. Sextant adalah alat pengukur sudut dari dua titik bidik terhadap posisi alat tersebut, posisi titik ukur perum adalah titik - titik yang mempunyai koordinat berdasarkan hasil pengukuran.
Pengukuran Titik - Titik Detail
Untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran Kerangka Dasar Vertikal yang menghasilkan tinggi titik - titik ikat dan pengukuran Kerangka Dasar Horizontal yang menghasilkan koordinat titik - titik ikat juga perlu dilakukan pengukuran titik - titik detail untuk menghasilkan yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan situasi daerah  pengukuran.Dalam pengukuran titik - titik detail prinsipnya adalah menentukan koordinat dan tinggi titik - titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang digunakan dalam pengukuran titik - titik detail adalah metode offset dan metode tachymetri. Namun metode yang sering digunakan adalah metode Tachymetri karena Metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah karena yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis), sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang diperoleh dari pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y dan ketinggian Z
Metode Pengukuran Offset
Metode offset adalah pengukuran titik - titik menggunakan alat alat sederhana yaitu pita ukur, dan yalon. Pengukuran untuk pembuatan peta cara offset menggunakan alat utama pita ukur, sehingga cara ini juga biasa disebut cara rantai (chain surveying).  Alat bantu lainnya adalah :
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/04/Pemetaan18.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/a/a3/Pemetaan19.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/fa/Pemetaan20.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/65/Pemetaan21.jpg
Dari jenis peralatan yang digunakan ini, cara offset biasa digunakan untuk daerah yang relatif datar dan tidak luas, sehingga kerangka dasar untuk pemetaanyapun juga dibuat dengan cara offset. Peta yang diperoleh dengan cara offset tidak akan menyajikan informasi ketinggian rupa bumi yang dipetakan.
Cara pengukuran titik detil dengan cara offset ada tiga cara:
  1. Cara siku - siku (cara garis tegak lurus),
  2. Cara mengikat (cara interpolasi),
  3. Cara gabungan keduanya.
Metode Pengukuran Tachymetri
Metode tachymetri adalah pengukuran menggunakan alat - alat optis, elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring . Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal.
Pada gambar, sebuah transit dipasang pada suatu titik dan rambu dipegang pada titik tertentu. Dengan benang silang tengah dibidikkan pada rambu ukur sehingga tinggi t sama dengan tinggi theodolite ke tanah.
Sudut vertikalnya (sudut kemiringan) terbaca sebesar a. Perhatikan bahwa dalam pekerjaan tachymetri tinggi instrumen adalah tinggi garis bidik diukur dari titik yang diduduki (bukan TI, tinggi di atas datum seperti dalam sipat datar). Metode tachymetri itu paling bermanfaat dalam penentuan lokasi sejumlah besar detail topografik, baik horizontal maupun vetikal, dengan transit atau planset. Di wilayah - wilayah perkotaan, pembacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat dari pada pencatatan pengukuran dan pembuatan sketsa oleh  pencatat.
Tachymetri "diagram' lainnya pada dasarnya bekerja atas bekerja atas prinsip yang, sama sudut vertikal secara otomatis dipapas oleh pisahan garis stadia yang beragam. Sebuah tachymetri swa-reduksi memakai sebuah garis horizontal tetap pada sebuah diafragma dan garis horizontal lainnya pada diafragma keduanya dapat bergerak, yang bekerja atas dasar perubahan sudut vertikal. Kebanyakan alidade planset memakai suatu jenis prosedur reduksi tachymetri.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/a/a2/Titik_nadir.jpg
Gambar 22. Pengukuran titik detail tachymetry

Rabu, 07 Maret 2012

Lirik Lagu Ungu – Beri Aku Waktu


Intro: D/F# E A 2x
D/F#      E          A
Sampai kapankah aku menunggumu
D/F#      E       A
Membuka hatimu untuk terima cintaku

D/F#      E         A
Sampai kapankah rasa dihatiku
D/F#      E       A
Menanti rasamu akan menyambut rasaku
[bridge]
Bm         E        A         
Dan mungkin bila waktu yang bisa mengungkapkan
Bm      E       A
Berseminya cinta di dalam hatimu
chorus:
D    E      A
Ijinkan aku mengungkapkan
D           E           A
Perasaan cinta yang lama tersimpan di hati
D    E      F#m
Berikan aku kesempatan
D          E  
Membuktikan tulusnya cintaku
Interlude : D/F# E A 2x
D/F#      E          A
Kehampaan yang kini kurasakan
D/F#       E            A
Berada dalam penantian yang panjang untukmu
Bm   C#m         D
Walau seribu tahun
A
Sabar kumenunggu
Bm  C#m        F#m
Jawaban untukku
F#m
Na na na na na na 2x
interlude: D E A 2x

Jumat, 16 Desember 2011


Rahasia Kuis parampaa
level 1 : Klik kata “mulai” level 2 : Pilih Jawaban “A” level 3 : Pilih lingkaran di atas huruf “i” level 4 : Pilih Jawaban “AY !!” level 5 : Pilih Jawaban “B” level 6 : Temukan kata berwarna “hijau” di antara kata berwarna merah level 7 : Pilih Jawaban “Jali” level 8 : Pilih “?” yang mirip dengan soal level 9 : Ingat kombinasi warna yang ada karena bakal terus dipake, lalu klik “ingat” level 10 : Pilih Jawaban “…hidup bercermin bangkai” level 11 : Cari kata “mati” dalam matematika lalu klik level 12 : Pilih Jawaban “10″ level 13 : Klik “13″ pada tulisan level 13 level 14 : Masukkan kombinasi warna “merah-biru-kuning-merah-hijau” level 15 : Geser mouse keluar layar, maka kepala kucing akan tertunduk, lalu klik “space” pada keyboard level 16 : Lari ke “ujung kanan atas” level 17 : “Gerakin cicaknya” sampai tujuan , tapi jangan sentuh warna lain level 18 : Tulis kata “PANDA” level 19 : Pilih jawaban “21″ level 20 : Pilih jawaban “D” level 21 : Pilih jawaban “E” level 22 : Potong kabel lebar berwarna “merah” di time counter level 23 : Klik “23″ di baris ke-3, ke-3 dr kiri level 24 : Pilih latar warna “merah-biru-kuning-merah-hijau” level 25 : Klik “lingkaran orange”, trus klo mau ke lingkaran satunya lg jgn lewat area permainan level 26 : Klik “persegi panjang yang kiri bawah” level 27 : Di bawah 3 lambang hati ada seekor “cicak”, tinggal di klik aja level 28 : Cuma butuh gerakin cursor atas bawah level 29 : Klo masih baru di level ini susun aja dulu gambarnya, trus ikutin tanda panah yang ke “bulatan”, klik “bulatannya” level 30 : Pilih jawaban “20″ level 31 : Klik kiri “lingkaran orange” sebelah kiri, drag (jgn dilepasin) ke “lingkaran orange” sebelah kanan. Ada cara lain, lelet level 32 : Pilih jawaban “TDAJ” level 33 : Pilih jawaban “100001″ level 34 : Klik 3 “lambang hati” di pojok kanan atas level 35 : Pencet tombol berwarna “merah-biru-kuning-merah-hijau” level 36 : Drag tulisan “level 36″, dibelakangnya ada tombol level 37 : Pilih jawaban “zibba” level 38 : Tembak kepala “cowo” level 39 : Pilih jawaban “level 39″ level 40 : Tekan tanda”->” di keyboard level 41 : Klik tanda “!” level 42 : “Tunggu” adengan oonnya selesai, jgn klik apa2 level 43 : Klik “NTB (Pulau Lombok)” level 44 : Klik “1″ pada soal 1=5 level 45 : Klik “45″ pada tulisan level 45 level 46 : Pianonya memiliki urutan nada C D E F G A B, trus klik nada piano hingga membentuk kata “E G G” level 47 : Tembak kepala “cowo” level 48 : Tulis jawaban “11″ level 49 : Klik tulisan “run” sampai kepiting kabur ke kanan level 50 : Tekan angka “1″ di keyboard level 51 : Lolosin kuncinya, jgn kena area berwarna “hitam” level 52 : Drag tanda (-) ke tulisan level 52, jadinya “level 5-2″, trus klik tulisannya level 53 : Tekan huruf “S” di keyboard level 54 : Pilih jawaban “5″ level 55 : Ketik “anini” di keyboard level 56 : Geser kata “bulan”, di belakangnya ada jawaban level 57 : Geser bolak-balik mouse di bawah tanda “!!” level 58 : Pilih warna “kuning” level 59 : Pilih warna “kuning-hijau-orange-ungu-hijau-merah” level 60 : Klik huruf “B” “O” “N” “O” level 61 : Tekan piano dengan menulis “C A G E” level 62 : Ga usah ngapa2in level 63 : Klik tulisan “eve” pada tulisan level 62 level 64 : Pilih jawaban “parampaa” level 65 : Pilih “Mr. Krab-Smurf-The Simpsons-Mr. Krab-Parampaa” level 66 : Ketik “one” pada keyboard level 67 : Klik tanda “.”, lalu klik “matahari”, lalu klik “pohon” level 68 : Tekan “F1 dan F4″ di bagian atas keyboard level 69 : Klik huruf “A” pada kata heart level 70 : Pilih jawaban “10″ level 71 : Tahan terus menerus “shift-6″ sampe doraemon menghilang level 72 : Tangkap angka “2″, drag ke samping angka 7 level 73 : Urutan storage awalnya 1-2-3-4-5, ubah ke 2-5-3-4-1 level 74 : Pilih “lingkaran-besar-kuning-tersenyum” level 75 : Tembak kata “HER” level 76 : Klik kanan layar, trus klik kiri, biar mousenya kelihatan, tekan bagian tengah “O” pada kata mouse, telusuri lalu klik level 77 : Drag tulisan “mouse” ke tombol hijau, drag lagi ke persegi di sebelah kiri, klik perseginya level 78 : Klik “jendela di villa” pas lampunya nyala level 79 : Tulis “Try Again” level 80 : Tulis “The Cranberries” level 81 : Pilih jawaban “13″ level 82 : Pilih “OK”, drag bomnya, klik tulisan yang tertutup bom level 83 : Tunggu hingga detik “ke-3″, akan ada tulisan “S7OP”, klik tulisan S7OP-nya level 84 : Ketik “?” pada keyboard level 85 : Ketik “level 85″, ketik “”, ketik “you’re welcome” level 86 : Klik “bagian tengah lingkaran bagian bawah pada angka 8″ tulisan “level 86″ level 87 : “Tunggu kuncinya masuk” dulu, lalu tekan “enter” level 88 : Tekan “F8″, trus pilih “safe mode” level 89 : Klik buku berwarna “Biru-Ungu-Kuning-Ungu” level 90 : Pilih lambang “omega (kaya’ tapal kuda)” dan “69″ level 91 : Cuma butuh “kelincahan tangan dan kesabaran” level 92 : Klik warna “hijau-merah-kuning-biru-merah” level 93 : Hitung dengan cepat jumlah bola berwarna “merah” level 94 : Klik “Budi” level 95 : Tunggu sampai “latarnya warna hijau”, trus klik “lanjut” level 96 : Klik “mata, bintik tangan, duri di kepala, latar merah, rumput” level 97 : Klik “tombol merah” level 98 : Butuh kecepatan tangan dan koordinasi mata yg baik, lingkaran terkecil ada di antara “level & 98″ level 99 : Gan karena menghargai kehebatan pembuatnya, gw ga langsung bocorin, “masuk aja twitternya (twitter.com/masova), liat arah jam 3″ password biar bisa loncat level, jadi gak ulang terus level 11 : eleven level 21 : twenty1 level 31 : thirty1 level 41 : fourty1 level 52 : fifty2 level 67 : sunset level 71 : dorayaki level 80 : linger level 90 : gomugomu